Ketika cinta didusta



Begitulah cinta,kadang tak kau ketahui dimana dia mencintaimu dalam puisi-puisi mesra atau dalamnya luka yang menganga...
Biarkah kau sedang asyik menyelami hati yang baru biarlah ku sibuk dengan sajak ku sekedar menulisi luka di baris muramnya...

Kenang aku cinta sebagai senja,sesuatu yang menghangatkan sebelum dingin malam merayapi tubuhmu
Sebab aku yg kekal di ujung ingatan mu
Maka rapal-lah aku dalam bisumu..

Inilah rilisan Puisi penantian kami yg telah kau rampas ketika Penantian hanyalah kerudung pelampiasan belaka....

"KETIKA CINTA BERMADAH DUSTA"

Kerling nada mengema terlelap irama padam tak bersua
Lalang mejulang duka jerit lafas menggerang luka...
Bermadah sunyi lantunan kidung-kidung elegi
Bersyair menari aksara ratap di antara tarian-tarian jemari..

Memeluk erat pinggiran beku kedukaan
Di antara sisa-sisa nafas kelukaan..
Rentang kasih terkulai di tepian
Terhempas gemuruh badai tinggalkan selarik impian..

Ku pandang keluh tentang suratan yg tergenggam
Ketika awan mulai lelah terberai merebah malam..
Saat rembulan mulai tertutup kabut legam
Sosok raga sang penyair Kejora rebah terkulai di pelukan kelam..

Ku pun bertanya...
Di manakah perasaan mu...?
Saat kau ucap kata LUPAKAN AKU
Di mana letak mata hati mu...
Saat bibir indah mu dengan lantang mengucap SELAMAT TINGGAL....!
Dan di mana perasaan mu..
Ketika penantian yg ku pertahankan dengan diam-diam kau MENGIKAT TALI PERTUNANGAN..

Sungguh kau bukanlah manausia..
Geliat jarak menjejak penat hancur lelap menjerat safaf..

Dasar kau latnat..

Air yg telah ku suguhkan dengan keringat kesetian akhirnya kau tumpahkan
Cinta yg telah mendarah daging akhirnya kau sisihkan lalu kau buang dipinggir jalan..
Inikah cara mu membalas penantian yg selama ini ku pertahankan..

Maafkan ku yang memang redup
tak pantas mengharap kemuliaan seorang bidadari seperti mu..
Memang di luar sana banyak pujangga yang sanggup menuliskan ribuan sajak untuk mu..
Di luar sana banyak saudagar yang sanggup mempersembahkan villa mewah untuk mu..

Tapi inilah aku sayang...
Aku bukanlah mereka yg bisa membuat mu bahagia dgn berlimpah harta..
Ku hanyalah sebuah serpihan sisa-sisa yg tak berguna setelah kau siksa..

Ku pun tak heran jika cinta yg ku pertahankan kau buang..
Cinta yg ku kukuhkan menemui takdir jika akhirnya hanya sebuah pelampiasan..
Ku pun juga tahu,
Kau pasti akan tertawa membahana jika ini adalah akhirnya...

Aku terima...
Biarlah tiap tawa mu adalah luka untuk ku..
Biarlah tiap tetesan air mata ku akan menjadi doa karma buat mu...

Mesti luka yg ku terima....
Doa ku semoga km&dia bersama keturunan-keturunan mu kelak akan bahagia selamanya&dijauhi hukuman karma yg telah kamu buat
Terima kasih atas harapan yg dulu pernah km berikan walau hanya sesaat...
Terima kasih sayang..
Terima kasih chinta...

Bersama mu ku mampu membedakan antara setia&dusta
Bersama mu ku bisa mengenal arti kecewa
Dan bersama mu pula ku bisa mengenal pecundang seperti mu..

Terima kasih chinta..
Semoga kau bahagia dengan dia pilihan mu..

Sumber;
http://www.kompasiana.com/Puisichintalintang
http://chintalintang.mywapblog.com/
http://chinta-lintang.blogspot.in/?m=1
http://puisichintalintang.wordpress.com/

0 Response to "Ketika cinta didusta"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.